Wednesday, August 2, 2017

Beauty Of Indonesia : Karawang, Lumbung Padi Yang Dimakan Keserakahan Industri


Bicara tentang Karawang, kota yang punya julukan ‘Lumbung Padi’ ini merupakan kota kelahiran, sekaligus tempat saya untuk pulang. Berbagai keindahan yang terselubung dari pusat kota menawarkan kita sebuah relaksasi setelah melakukan berbagai kegiatan di pusat kota yang sangat ramai seperti umumnya pusat kota yang lainnya.

Kota Karawang berlokasi di provinsi Jawa Barat, berdekatan dengan sebuah kota bernama Purwarkarta. Jika anda tidak mengetahui Purwakarta mungkin Gerbang Toll Cipali akan membuat anda tahu bahwa anda telah berada di Purwakarta. Tapi kali ini saya tidak akan membahas Purwakarta, melainkan Kota Karawang, kota kelahiran saya.

Kota karawang merupakan kota yang dijuluki Lumbung Padi karena terdapat banyak sekali area pesawahan. Namun waktu terus bergulir, hingga pabrik – pabrik Industri memakan areal pesawahan dan perlahan – lahan, mengubah citra Lumbung padi menjadi Kota ‘Industri’.

Karawang adalah kota yang menerapkan UMR paling tinggi se-Indonesia, yaitu Rp 3.605.271. Tidak heran jika banyak orang yang merantau ke kota tercinta ini untuk mencari pekerjaan demi menyambung kehidupan.

Seharusnya kota yang memiliki banyak pabrik sehingga masyarakat local dapat dengan mudah mendapat pekerjaan. Namun faktanya masih ada keluhan dari beberapa masyarakat lokal yang menyebutkan bahwa ‘Walaupun di negeri sendiri, mencari pekerjaan tetaplah susah’. Ini sangat disayangkan karena harusnya Karawang lebih mementingkan kondisi masyarakatnya, bukan sebaliknya.

Kita beralih dari permasalahan di Karawang. Karawang memiliki banyak spot wisata yang dapat kamu kunjungi diantaranya Air terjun, penduduk lokal biasa menyebutnya dengan kata ‘Curug’. Ada beberapa curug yang dapat kamu kunjungi di Karawang seperti Curug Bandung dan Curug Cigentis. Kamu akan disuguhi air yang segar serta sejuk yang berasal langsung dari sumber mata airnya.


Medan yang akan kamu tempuh lumayan sulit, jadi usahakan siap dalam prepare sebelum berangkat. Lama perjalanan menurut pengalaman saya dari Kota Cikampek (Kec. Cikampek) kurang lebih 4 Jam perjalanan menggunakan sepeda motor.

Akan ada beberapa tanjakan yang lumayan terjal, jadi sebelum berangkat, periksa dahulu keadaan sepeda motor anda mulai dari tekanan angin pada ban, hingga kekencangan rantai. Jangan sampai ada masalah ketika perjalanan sudah dimulai. Saya sarankan untuk mengisi bahan bakar terlebih dahulu. Usahakan full tank karena nantinya di daerah yang dataranya sudah mulai menanjak, akan susah mencari SPBU maupun penjual bensin eceran.

Selain spot wisata curug, kamu juga bisa mendaki ke Gunung Sanggabuana. Gunung ini terletak di daerah Loji, Karawang. Bagi anda yang masih pemula dalam mendaki gunung, persiapkan fisik dan mental karena Gunung Sanggabuana cukup tinggi dengan ketinggian kurang lebih 2500 MDPL.


Mayoritas masyarakat Karawang sehari – hari menggunakan bahasa sunda sebagai bahasa lokal mereka. Ini tidak mengherankan karena wilayah karawang yang masih berada di lingkungan Jawa Barat yang juga menggunakan bahasa sunda.

Satu yang harus dibenahi di kota Karawang, yaitu soal transportasi. Menurut saya, dalam hal transportasi Karawang belum dapat dibilang cukup karena beberapa alasan. Di Pagi hari misalnya, masih banyak ditemukan kemacetan di daerah kota Karawang, maupun kecamatannya seperti Klari dan Cikampek. Terlebih Cikampek dengan kemacetan di bawah jalan layang ditambah kemacetan karena gerbang lintasan kereta api. Ini harus dijadikan PR bagi Bupati Karawang.

Sumber kemacetan ini diantaranya terdapatnya pasar tumpah di bahu jalan. Ini jelas melanggar peraturan. Ini sangat mempengaruhi kelancaran lalu lintas. Pasar – pasar tumpah ini dapat ditemukan di daerah Klari dan Di Pasar Cikampek.

Sumber kemacetan yang lainnya adalah Angkot. Kita tidak bisa menyalahkan Angkot sebagai sumber kemacetan namun Oknum – oknum angkot yang sering berhenti di pinggir jalanlah yang membuat jalanan semakin macet. Perlu ditelaah lagi bahwa supir – supir angkot ini banyak yang ditemukan sebagai supir ‘tembak’.

Terlebih daerah Cikampek yang merupakan jalur mudik ketika Lebaran, ini seharusnya menjadi motivasi tersendiri bagi Bupati dalam mengatasi semua masalah lalu lintas yang ada di daerah Karawang dan Sekitarnya.

Jika lalu lintas lancar, maka dampaknya sangat baik bagi masyarakat. Roda ekonomi masyarakat akan semakin terangkat karena infrastruktur yang lancar serta ‘sehat’.

Itu dia sedikit cerita saya tentang bumi kelahiran saya, terimakasih telah berkunjung, silahkan isi kolok komentar jika ada yang ingin ditanyakan. Terima kasih dan sampai jumpa di postingan berikutnya