Monday, August 14, 2017

Mencerdaskan Masyarakat Dengan Budaya Membaca


Harus diakui bahwa kesadaran membaca pada masyarakat Indonesia belumlah cukup atau masih dibawah rata - rata. Ini terbukti dengan salah satu pernyataan dari UNESCO bahwa minat baca di Indonesia hanya 0,001 Persen (Kaskus.co.id). Ini artinya, dari 1000 orang, hanya 1 orang yang serius memiliki minat baca. Mengejutkan bukan? Ini bukanlah pertanda baik bagi sebuah bangsa yang ingin maju. Lalu apa jadinya bangsa ini di kemudian hari kelak.

Kita sebagai masyarakat yang sadar akan manfaat membaca memiliki kewajiban untuk menyampaikan dan mengingatkan kepada masyarakat lainnya bahwa membaca itu sangatlah bermanfaat, dan asyik. Contohnya saja, di kalangan remaja saat ini sudah mulai terlihat remaja - remaja yang hobi membaca Novel. Ini adalah pertanda baik perkembangan minat baca masyarakat Indonesia.

Bangsa ini butuh penerus yang berkualitas!

Penerus bangsa adalah salah satu tonggak penting dalam kemajuan bangsa di kemudian hari. Generasi demi generasi terus bermunculan yang nantinya menjadi penentu arah pembangunan negeri ini. Oleh karena itu, masing masing tingkatan masyarakat memiliki kewajiban masing - masing.

Education Is The Most Powerfull Weapon Which You Can Use To Change The Wordl. - Nelson Mandela

Mereka yang usianya sudah mulai 'berpengalaman' memiliki kewajiban untuk selalu mengingatkan dan mengarahkan kepada para generasi penerus akan pentingnya pendidikan. Salah satu caranya yaitu dengan memberikan manfaat tentang membaca.

Aku Rela Di Penjara Asalkan Bersama Buku, Karena Dengan Buku Aku Bebas. - Mohammad Hatta.

Mereka yang sekarang ini diberikan title 'Penerus Bangsa' haruslah memiliki tingkat intelektual yang tinggi, serta bijak dalam memilih mana yang  baik, mana yang buruk. Bangsa ini dituntut untuk CERDAS, bukan Pintar. Bahkan dalam pembukaan UUD, disebutkan 'Mencerdaskan Kehidupan Bangsa' bukan memintarkan. Karena sejatinya sudah banyak orang pintar di Indonesia.

One Child, One Teacher, One Pen, And One Book Can Change The World.  - Malala Yousafzai.

Buktinya adalah para koruptor. Mereka memang pintar, namun mereka tidak bisa dikatakan cerdas. Cerdas bisa diartikan dapat menggunakan akal pikirannya dengan baik dan dengan tujuan baik. Namun pintar dapat diartikan sebagai cerdik, cerdik namun salah dalam menggunakan kecerdikannya, itulah para koruptor yang sekarang telah merajalela.

Membaca demi kecerdasan bangsa

Sebagai penerus bangsa, saya mulai sadar bahwa membaca itu asyik dan bermanfaat. Sedikit demi sedikit keinginan hobi membaca mulai tumbuh. Mulai dari membaca artikel yang saya dapatkan dari teman - teman Blogger., karena kebetulan saya adalah seorang Blogger amatir.

Without Education, You Are Not Going Anywhere In This World. - Malcolm X

Lalu apa hubungannnya membaca dengan kecerdasan bangsa? Jelas sangat berhubungan. Kita ambil contoh dari negeri matahari, Jepang. Jepang termasuk negara yang masyarakatnya memiliki minat baca yang tinggi. Bahkan anak - anak disana gemar membaca komik. Jika dari kecil sudah hobi membaca, ketika dewasa mungkin akan lebih giat lagi dalam membaca, dan hasilnya pun nyata. Jepang menjadi negara yang sangat maju dalam banyak bidang, contohnya saja IPTEK.

Seharusnya ini bisa diterapkan di Indonesia, mulailah dari hal yang paling dasar yaitu dari orang tua. Anak cendrung mengikuti kebiasaan orang tuannya. Jika orang tuanya gemar membaca, bisa saja anaknya akan tertarik dalam membaca. Ini merupakan hal kecil, namun menjadi sebuah langkah besar dalam menerapkan kebiasaan gemar membaca pada generasi muda.

Akhir kata

Saya berharap, bangsa ini kedepannya akan menjadi bangsa yang cerdas, bangsa yang memiliki tingkat intelektual yang tinggi. Bangsa yang ingin meneruskan perjuangan para Founding Father Indonesia, yaitu 'Mencerdaskan Kehidupan Bangsa'. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Hidup Masyarakat Indonesia.